didalam gelap malamku yang tanpa lelap
aku merenungkan semua dalam jaga
menilik kembali yang telah terjadi
dan merasa sangat sendiri
dalam diamku aku tergugu
mencoba mencari apa yang mengganggu
kenyataannya memang aku hanya sendiri
melewati detik demi detik
lelah kuhela nafas satu persatu
berharap pagi segera menjelang dimana kubisa menemuimu lagi disana
note:
disuatu malam tanpa lelap
ketika tubuh terenta dan melemah
benar-benar sendiri itu menyiksa
Wednesday, May 23, 2007
Monday, May 7, 2007
g mau bahagiain lo
hari itu(3 Mei 2007)...
setelah gundah memenuhi dada
menyesakkan paru
setelah gue tulis blog sebelum ini
setelah pembicaraan panjang lewat telpon genggam
setelah gue bilang gue akan mematikan harapan semu itu
tiba-tiba bunyi 'you've got message' membahana di antara kesunyian
sebait kalimat tertera
g mau bahagiain lo...
pendek
penuh arti
tapi membingungkan
lalu disusul mesagge selanjutnya
entah ini sayang cinta atau kenyamanan yg jelas g pingin lo bahagia...
seperti tekad yang begitu bulat dan tak tertawar
seperti suatu yang eksakta dan tak teragukan
benarkah?
kemudian satu message lagi datang
seolah ingin menegaskan apa yang tertulis sebelumnya
dan menjawab pertanyaan gue, lo ingin membahagiakan g spt apa?
sebisa g bahagiain lo... kebahagiaan apa yang lo inginkan skrg? Keinginan apa dalam doa lo yg belum terwujud?
gue jawab apa yang gue inginkan
tapi tetap ragu apakah dia bisa dan sudi untuk benar-benar mewujudkannya
tapi dia meyakinkan gue untuk tidak berhenti berharap dan berdoa
karena harapan yang membuat kita hidup
dan di penutupnya dia menulis
I'll try to do my best.
setelah itu gue sedikit merasa lebih baik
lebih disayang
lebih dicintai
lebih diinginkan
tetap gue masih takut untuk terlalu berharap
tapi tau bahwa dia pasti melakukan sesuatu untuk memperjuangkan yang kita punya
memang semua akhir dari cerita hanya Tuhan yang tau dan yang menentukan
dan kita cuma bisa pasrah pada ketentuanNya
dan gue sekarang udah pasrah
dan berbahagia karena dia pernah ada dalam hidup gue
walau entah sampai kapan
setelah gundah memenuhi dada
menyesakkan paru
setelah gue tulis blog sebelum ini
setelah pembicaraan panjang lewat telpon genggam
setelah gue bilang gue akan mematikan harapan semu itu
tiba-tiba bunyi 'you've got message' membahana di antara kesunyian
sebait kalimat tertera
g mau bahagiain lo...
pendek
penuh arti
tapi membingungkan
lalu disusul mesagge selanjutnya
entah ini sayang cinta atau kenyamanan yg jelas g pingin lo bahagia...
seperti tekad yang begitu bulat dan tak tertawar
seperti suatu yang eksakta dan tak teragukan
benarkah?
kemudian satu message lagi datang
seolah ingin menegaskan apa yang tertulis sebelumnya
dan menjawab pertanyaan gue, lo ingin membahagiakan g spt apa?
sebisa g bahagiain lo... kebahagiaan apa yang lo inginkan skrg? Keinginan apa dalam doa lo yg belum terwujud?
gue jawab apa yang gue inginkan
tapi tetap ragu apakah dia bisa dan sudi untuk benar-benar mewujudkannya
tapi dia meyakinkan gue untuk tidak berhenti berharap dan berdoa
karena harapan yang membuat kita hidup
dan di penutupnya dia menulis
I'll try to do my best.
setelah itu gue sedikit merasa lebih baik
lebih disayang
lebih dicintai
lebih diinginkan
tetap gue masih takut untuk terlalu berharap
tapi tau bahwa dia pasti melakukan sesuatu untuk memperjuangkan yang kita punya
memang semua akhir dari cerita hanya Tuhan yang tau dan yang menentukan
dan kita cuma bisa pasrah pada ketentuanNya
dan gue sekarang udah pasrah
dan berbahagia karena dia pernah ada dalam hidup gue
walau entah sampai kapan
Thursday, May 3, 2007
ada yang tau?
ada yang tau gimana caranya mengurangi rasa sayang?
ada yang tau gimana caranya mundur ke belakang dari harapan?
padahal sebelumnya gue selalu pandai lari dari luka
tapi kenapa kali ini kok begitu terlunta
kenapa kali ini jadi gak pinter ngebaca gejala
keraguannya dan diamnya kan seharusnya sudah menjadi pertanda
tapi rasa sayang yang menyerbu dan membelengu otak telah membutakan
menciptakan halusinasi tentang masa depan
padahal orang seperti gue seharusnya tidak lagi bebas mempunyai angan
sekarang apa daya gue?
mencoba mengurangi apa yang telah berlebih
mencoba menyamai standarnya
mengapa menjadi begitu sulit
berhenti mengatakan sayang dan rindu
supaya tak kecewa jika tak ada balasan
seperti membohongi diri sendiri
tapi mungkin maunya seperti itu
mencintai yang biasa seperti katanya
jalani apa yang dipunya tanpa ada tujuan pasti
lalu apa gue punya pilihan?
jika ingin dia ada selalu dalam hidup,
sepertinya tidak ada pilihan selain mengikuti permainannya
perasaan seperti dipasung
harapan seperti dikebiri
harus bisa bertahan
walau entah sampai kapan
setahun, lima tahun, tapi mungkin tak lebih dari itu
karena selanjutnya mungkin telah dibuang dan dihela pergi dari hidupnya
lalu apa gue namanya?
pengisi sepi?
pengganjal masa kosong?
mungkin kala dia berbaik hati dan luluh
baru akan didapat kepastian
tentang apa gue, siapa gue dan bagaimana gue nantinya
for the time being,
udah jadi bayang-bayang aja terus
sambil menelan dalam-dalam untaian kata sayang dan rindu yang menyesakkan dada ini
note:
melihat gejala yang lo perlihatkan
rasanya kita emang gak akan kemana-mana
gue ngambil kesimpulan
kalo lo emang cuma mau ini sementara aja
so gue coba untuk mempersiapkan diri
sebenernya pengennya berlari aja jauh-jauh
karena gak rela cuma untuk dijadikan permainan semata
tapi sayang gue udah terlanjur gede banget
jadi gue akan tetap ada sampai kapan lo mau
sambil mempersiapkan diri sampai saatnya tiba
tanpa lo dalam hidup gue
tau bisa ato gak
tapi mau bagaimana lagi
do I have a choice?
ada yang tau gimana caranya mundur ke belakang dari harapan?
padahal sebelumnya gue selalu pandai lari dari luka
tapi kenapa kali ini kok begitu terlunta
kenapa kali ini jadi gak pinter ngebaca gejala
keraguannya dan diamnya kan seharusnya sudah menjadi pertanda
tapi rasa sayang yang menyerbu dan membelengu otak telah membutakan
menciptakan halusinasi tentang masa depan
padahal orang seperti gue seharusnya tidak lagi bebas mempunyai angan
sekarang apa daya gue?
mencoba mengurangi apa yang telah berlebih
mencoba menyamai standarnya
mengapa menjadi begitu sulit
berhenti mengatakan sayang dan rindu
supaya tak kecewa jika tak ada balasan
seperti membohongi diri sendiri
tapi mungkin maunya seperti itu
mencintai yang biasa seperti katanya
jalani apa yang dipunya tanpa ada tujuan pasti
lalu apa gue punya pilihan?
jika ingin dia ada selalu dalam hidup,
sepertinya tidak ada pilihan selain mengikuti permainannya
perasaan seperti dipasung
harapan seperti dikebiri
harus bisa bertahan
walau entah sampai kapan
setahun, lima tahun, tapi mungkin tak lebih dari itu
karena selanjutnya mungkin telah dibuang dan dihela pergi dari hidupnya
lalu apa gue namanya?
pengisi sepi?
pengganjal masa kosong?
mungkin kala dia berbaik hati dan luluh
baru akan didapat kepastian
tentang apa gue, siapa gue dan bagaimana gue nantinya
for the time being,
udah jadi bayang-bayang aja terus
sambil menelan dalam-dalam untaian kata sayang dan rindu yang menyesakkan dada ini
note:
melihat gejala yang lo perlihatkan
rasanya kita emang gak akan kemana-mana
gue ngambil kesimpulan
kalo lo emang cuma mau ini sementara aja
so gue coba untuk mempersiapkan diri
sebenernya pengennya berlari aja jauh-jauh
karena gak rela cuma untuk dijadikan permainan semata
tapi sayang gue udah terlanjur gede banget
jadi gue akan tetap ada sampai kapan lo mau
sambil mempersiapkan diri sampai saatnya tiba
tanpa lo dalam hidup gue
tau bisa ato gak
tapi mau bagaimana lagi
do I have a choice?
Subscribe to:
Posts (Atom)