Tuesday, March 3, 2009

sedihnya, gundah dan resahku


June 18, 2008

siang ini seperti biasa,
gue nganter al sekolah.
seperti biasa juga bidadari kecil itu selalu penuh semangat kalo sama yang namanya berangkat sekolah.
apalagi udah beberapa minggu belakangan ini,
kegiatan utama yang dilakukan di sekolahnya adalah berlatih menari dan menyanyi untuk acara perpisahan kakak TK B, yang di kasih judul Bintang-Bintang Show.
al sangat sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan tariannya menuju acara itu.
terbukti dia seringkali menyuruh kami menonton dia memperagakan tarian ondel-ondelnya (tarian yang bakal ditarikannya bersama teman-teman satu kelasnya).
padahal biasanya susah banget nyuruh dia menari dan mempraktekan tarian yang dia pelajari.
waktu pementasan baletnya sebulannya yang lalu aja,
dia males banget disuruh menarikan tariannya di depan gue dan bapaknya.
katanya, aku udah hapal kok. ntar mami liat aja deh pas shownya.
beda dengan tari ondel-ondel yang satu ini.
dia begitu bersemangat dan tidak segan menarikannya berulang-ulang di depan kami.
dan setiap kali dia menarikannya terselip perasaan bangga sekaligus haru akan keseriusannya itu.
sering kali pula dia bilang, mami narinya harus bagus kata bu guru. pinggulnya harus goyang. kalau tidak bagus posisi dirinya dibelakang, gak didepan.
dari perkataannya gue mengambil kesimpulan bahwa posisi depan yang kelak dijanjikan oleh bu guru sebagai reward pada para murid yang bernari dengan baik.
dan dari binar matanya gue bisa melihat betapa dia ingin berdiri di depan dan menunjukkan pada semua orang dia bisa menari.
setelah berminggu-minggu dia berlatih di kelas.
akhirnya mereka berlatih diluar kelas.
dari kejauhan gue ngintip aksi bidadari kecil itu menari.
dia berada di posisi depan tengah.
gue jelas bertanya-tanya, kenapa al yang tinggi besar di letakkan di tengah depan.
apakah gak menutup teman-teman lain yang berpostur lebih kecil.
tapi gue pikir cuma latihan.
tapi hari demi hari, semakin dekat dengan hari pentas, posisinya tetap disana.
gue juga tanya pada al, apakah posisinya sudah tetap disana.
dan ia jawab, udah ma, karena kata bu guru alifah narinya bagus.
dan memang, gue akui dia menari dengan sangat baik.
goyang pinggulnya dan kepalanya sangat serasi.
mungkin karena dia suka sekali menari (acara kesukaannya di pagi hari adalah hi5, yang isinya orang menari-nari).
selain itu dia juga latihan balet dan sangat menyukai kegiatannya satu itu.
gue bisa melihat kecintaannya pada menari.
mungkin untuk anak-anak lain, menari ondel-ondel cuma sekedar menari di perpisahan sekolah.
tapi untuk al, menari ondel-ondel adalah jiwanya.
gue bangga sekali atas usahanya itu. dia bernari sepenuh jiwanya.
betapa senangnya dia setelah fitting baju narinya.
dia menceritakan betapa dia menyukai bajunya yang katanya seperti baju orang menikah :)
dan hari ini sehari sebelum gladi resik esok hari.
gue mengintip lagi dia latihan di luar kelas.
posisi narinya masih sama, tengah depan.
gerak tubuhnya semakin baik.
penguasaan dia terhadap tariannya juga semakin baik.
tanpa bisa gue tolong, kembali sebuah rasa bangga berdesir di dada.

kemudian seperti biasa,
tepat pukul 9.15 dia keluar kelas.
al gue gak bilang apa-apa saat itu.
tapi ketika sampai dirumah tiba-tiba wajahnya mendung.
matanya berkaca-kaca.
dia bilang, mami posisi al dipindah sama bu guru.
kenapa, gue balik bertanya.
dia bilang, karena badan al tinggi jadi dipindah deh. padahal narinya bagus.
mami, aku mau ngurangin makan. aku gak mau tinggi-tinggi.
aku gak mau menari di belakang.
dug… seperti dadaku di pukul oleh palu besarrrr sekaliii.
sakit sekali dadaku mendengar keluhan bidadari kecil ini.
saat ini dia memang paling besar di kelas. tubuhnya memang bongsor sekali.
gue mikir, kenapa sekarang itu baru dilakukan oleh ibu gurunya. kenapa tidak dari kemarin-kemarin.
kenapa pada saat kebanggaan al sudah membuncah dia harus mundur ke belakang.
dan kenapa lagi-lagi postur tubuhnya yang dijadikan alasan.
gue memahami kekecewaannya.
gue mengerti kesedihannya.
dan gue gak ingin dia tambah gak percaya diri karena postur tubuhnya yang tinggi.
tanpa pikir panjang, gue langsung telpon bu gurunya.
sesuatu yang jarang sekali gue lakukan (memprotes keputusan sekolah/guru).
gue memohon pada beliau.
tolong support al gue.
buat dia tariannya kali ini adalah sesuatu yang besar.
mungkin kita orang dewasa tidak mengerti.
buat kita ini hanya tarian.
tapi apa yang dipikirkan anak usia 5 tahun mungkin tidak sesederhana itu.
dan mungkin kita yang dewasa ini harus belajar konsekuen dengan apa yang kita janjikan pada orang lain terutama pada anak-anak.
mungkin bu gurunya belum tahu masalah alifah yang tidak percaya diri dengan ukuran tubuhnya.
tapi saat ini dia harus tahu.
jadi kalau dia memang pendidik, dia harusnya tidak merubah apa-apa begitu saja hanya dikarenakan ukuran tubuh seorang anak.
lagi pula kalau dia mau lakukan itu kenapa tidak dari awal dulu. kenapa bu?
by the way, akhirnya bu guru dian, mau mengerti.
dia mau membantu mensupport al dan kecintaannya akan menari.
al memeluk gue erat sekali setelah gue tutup pembicaraan dengan ibu dian tadi.
gue melihat kembali secercah harap yang tadi sempat redup dimatanya.
gue benar-benar ikut terluka tadi.
dan gue berjuang untuk mendapatkan kembali senyumnya.
mungkin guru-guru disekolah akan ngomongin gue sebagai ibu yang rese.
tapi peduli apa…
gue cuma ingin mensupport bidadariku, melihat senyum di wajahnya, merasakan kembali semangatnya disetiap gerak tarinya dan menyaksikannya menari dengan sepenuh jiwanya.

to my dearest al,
mommy will do anything to frame that smile of yours dear…
i love so much.

No comments: