hujan
rinaimu kembali berjatuhan
diawali dengan rintik kecil kemudian menjadi besar dan berangin
hujan
warnamu membuat langit kelabu
menjadikan pagi bagai petang
hujan
didalam lajuku
aku pandangi kaca kendaraan ini yang menjadi berulir-ulir karena jatuhmu
pikirku melayang padanya mengacuhkan sebuah titik lampu berwarna merah didepan sana
dia yang saat ini sedang melaju perlahan menembus rinaimu dengan new px silvernya
berjuang menembus pandang melalui kaca helmnya yang berembun
sambil bergidik karena dinginmu berdesir melalui celah di lehernya yang tak berpelindung
hujan
kau boleh basahi tubuhnya
kau boleh bekukan jari-jarinya
kau bahkan boleh rembesi jas hujannya
tapi tolong jangan patahkan semangatnya
dia kekasih hatiku
yang sedang berjuang menuju tempatnya bekerja
menuangkan segala daya pikirnya
mencari nafkah untuk kami
demi menghadirkan makanan hangat di meja makan
demi lembaran rupiah untuk membayar tagihan-tagihan di awal bulan
demi menambah saldo di tabungan masa depan kami
demi menghadirkan senyum dan tawa di wajah kami semua
hujan
tahukah kau atau dia
betapa kekuatiranku memuncak ketika mendung pagi mulai memerangkap
dan semakin memuncak ketika bulir hujan mulai berjatuhan
tahukan kau atau dia
betapa aku ingin menjadi payungnya atau selimut tebalnya yang sedianya melindungi dia dari basah dan dinginmu
tapi apa dayaku
dia tak akan membiarkannya
jiwanya yang besar
semangatnya yang membuncah
kesadarannya akan tanggung jawabnya
yang akan selalu membangunkannya dari tidur lelapnya di pagi hari
sekalipun langit kelabu tua
mengantar pikirnya kepada tumpukan-tumpukan kertas dan laptop toshiba putihnya
menyelesaikan hitungan yang jumlahnya trilyunan
melakukan rutinitas yang sama dari hari ke hari
lalu kemudian membawa jiwanya pulang ke rumah kami
ketika semua pertanyaan sudah dijawab
ketika semua masalah sudah ditemukan solusinya
walau harus kembali berteman hujan
ketika hari sampai pada titik akhirnya
ketika ia sampai kembali di pelataran parkir rumah kami
ketika pintu hitam itu dibuka dan kulihat wajahnya di temaram malam
aku bisa melihat lekuk senyum di bibirnya yang tertutup pelindung
dia telah pulang
walau dingin hujan di malam larut menggigit tulangnya
hujan
kau mengantarkan dia pergi dan pulang
kau menemani dia sepanjang perjalanan yang ditempuhnya dari Jakarta Bekasi Jakarta
Kumohon sekali lagi
jangan patahkan semangatnya
sebaliknya
jadilah sahabatnya yang mengusir sepinya
jadikanlah rintikmu menjadi musik di telinganya
jadikan warna bening airmu pemandangan indah di matanya
jadikan desir anginmu dengungkan bisik di telinganya
bahwa kami menunggunya dengan kasih kami
hujan
aku cemburu padamu yang selalu punya kesempatan menemaninya
oleh karena itu hujan
kutitipkan cintaku padanya
katakan padanya bahwa kami berterima kasih pada semua yang ia lakukan untuk kami
bahwa kami menghargai semua usahanya
bahwa cintaku takkan pernah pupus
dan akan selalu menyertainya
bersama dengan hadirmu
hujan
atau bahkan ketika kau tiada sekalipun
akan kutitip cinta ini lewat
sinar mentari...
note:
untuk kekasih hati di mejanya...
terima kasih untuk semuanya
No comments:
Post a Comment