Tuesday, March 3, 2009

terimakasih untuk hadirmu

November 4, 2008

genap setahun sudah Bapak ada untuk saya dan al

menemani malam dan mengisi siang

menjadi kepala bagi keluarga ini

menjadi penafkah bagi kami berdua

menjadi dada tempat menangis

menjadi sosok dewasa tempat bermanja

menjadi kekasih

menjadi bapak

sesosok yang sebelum ini tak pernah hadir untuk kami

entah dari mana datangnya dirimu, Pak

yang pasti Bapak merupakan jawaban dari Allah atas doa-doa kami

sejak ada Bapak

dunia kami berubah

jika selama ini kami menyangka kebahagiaan kami telah lengkap

karena mama memiliki Al dan Al memiliki mama

ternyata dengan adanya Bapak

bahagia itu lebih hakiki

lebih nyata

Bapak, terimakasih untuk hadirmu

saya harap setahun ini merupakan awal dari puluhan tahun berikutnya

saya ingin tetap melihat wajah Bapak

di setiap bangun saya di pagi hari

sekalipun wajah itu telah menua

sekalipun sesekali batuk rentamu memecah hening

saya ingin semua itu selalu ada

saya ingin memiliki anniversary-anniversary berikutnya

sampai akhirnya tidak ada anniversary lagi

karena maut telah memisahkan

teruntuk Bapak tercinta di 1 tahun pernikahan kami.

tak pernah sebelumnya saya merasakan cinta seperti ini…

sebuah puisi


October 17, 2008

kemarin malam,

ketika kami hanya berdua,

sambil menunggu bapak pulang dari kantor

aku dan Al-ku

kami biasa bercanda-canda, berbincang-bincang, bermain-main.

entah mengapa ketika aku memandang wajahnya yang bulat,

untuk kesekian kalinya aku begitu terenyuh akan anugrah Allah ini.

telah Allah titipkan seorang bidadari untuk aku cintai.

dan malam itu,

sambil membelai wajahnya yang putih mulus,

aku berkata pada bidadari kecil itu.

“Kakak, mama punya puisi untuk kakak.

Kakak dengar baik-baik ya.”

Lalu dia bertanya sebelum aku sempat berkata apa-apa,

“Puisi itu apa Ma?”

Otakku berputar,

“Hmmm makanya dengerin, puisi itu kira-kira kaya begini.”

Lalu sebelum dia sempat melontarkan ribuan tanya lagi,

aku mulai merangkai kata-kata yang aku anggap sebagai satu contoh

puisi sederhana untuk putri kecilku.

Sambil menatap dalam ke matanya, aku memulai.

“Kakak…

adalah matahari mama,

bulan mama,

bintang mama,

awan mama,

gunung mama,

pemandangan alam mama…

tanpa Kakak,

hidup mama, sepiii…

seperti tinggal di hutan yang gelap, seram dan sunyi.

dengan Kakak,

mama seperti berada di sebuah pasar malam,

ramai, ceria, penuh warna dan cahaya lampu kelap-kelip.

Kakak adalah segalanya untuk mama…”

hanya sebuah puisi sederhana yang kurangkai menggunakan

bahasa yang kuharap mudah dicernanya.

tujuannya cuma agar dia tahu seperti apa puisi itu.

tapi dia terdiam lama…

“Kok kakak diem aja? Kenapa? Bingung ya?”, tanyaku.

“Gak… Alifah kok kaya pengen nangis……” ucapnya sendu.

Dan aku begitu terkejut, “Kakak terharu?”, aku coba memastikan.

Ia hanya menjawab dengan angukan.

Dan aku tergugu, putriku yang baru 5 tahun terharu mendengar sebuah

puisi sederhana tentang cintaku padanya.

aku memeluknya erat dan hanya bisa berucap,

“Mama sayang banget sama Kakak”.

aku melihat dia menggosok matanya.

langsung aku tarik dua tangannya sambil berkata,

“Kita main domikado yukkk…”

“yukkkk….”, sambutnya bersemangat.

aku gak ingin liat ada tangis lagi di matanya.

cukup sudah penggalan hidup kami yang penuh tangis,

saatnya kini untuk tertawa bahagia.

lalu kami terus bermain dan tertawa sampai akhirnya bapak pulang dan

melengkapi kebahagiaan kami…

…teruntuk bidadariku

Tuhan menitip


October 17, 2008

Bidadariku…

kau dititipkan Tuhan untuk dilahirkan

melalui rahimku

kau dititipkan Tuhan untuk dibesarkan

melalui air susuku

kau dititipkan Tuhan untuk dididik

melalui kasih sayang dan bimbinganku

Bidadariku

ternyata kau cuma titipan

tapi mengapa aku begitu mencintaimu

melebihi hidupku sendiri

dan mampukah aku jika suatu saat kelak harus mengembalikanmu

pada Dia, sang pemilik…

… teruntuk bidadariku

gadis pengejar cinta


June 19, 2008

dia seorang gadis di seperempat baya
cantik
tapi aku tak mengenalnya dengan baik
yang aku tahu dia sedang mencari cinta
bahkan mengejarnya
dan usahanya sudah sampai tahap membabi buta
sehingga sering kali ia seperti kehilangan akalnya
dari yang kupelajari dia bukanlah pribadi yang stabil
cukup tidak wajar untuk seseorang di usianya yang bukan lagi remaja
juga ketika kita mengetahui bahwa ia adalah sulung dari 5 bersaudara
sebuah posisi yang sering kali menempatkan seseorang pada puncak kedewasaan yang dini sebelum waktunya
tapi dia berbeda
kemanjaannya tidak bisa ditutupi
kekanak-kanakannya begitu jelas terpampang
dia juga punya semangat layaknya kanak-kanak
yang kadang begitu membuncah lalu kemudian layu
untuk kemudian kembali meledak-ledak tak terkendali
begitu banyak yang ingin dia kejar dan capai dalam hidupnya
seolah ingin membuktikan pada dunia bahwa dia bisa
bisa menjadi seseorang yang bisa dibanggakan oleh keluarganya
suatu cita-cita yang begitu mulia
tapi sayang pribadinya tidak siap
padahal mungkin tidak ada yang menuntutnya untuk
menjadi yang terbaik
cukup hanya menjadi dirinya yang kuat menghadapi hidup
dan kini
ia mengejar cinta
bisa jadi kebahagiaan orang-orang disekitarnya
yang bisa hidup denga orang yang mereka cintai
membuatnya iri
membuatnya menginginkan hal yang sama, memiliki orang yang dicintai dan mencintai
tetapi karena dulu terlalu banyak membagi cinta
kini justru ia tidak memiliki cinta
ia hanya merasa memiliki
tapi kenyataan berbicara lain
orangnya yang ia kira mencintanya
pergi begitu saja
semakin ia kejar orang itu
semakin ia tiada
hatinya tentu porak poranda
sehingga melumpuhkan logikanya
ingin ia puaskan dirinya dengan mencari cinta sebanyak-banyaknya
bahkan dengan tanpa malunya ia mencoba
mencuri cinta orang yang jelas-jelas sudah tak lagi peduli
dan tak mungkin dimiliki
semua pria yang ada di dekatnya ia coba untuk lumpuhkan
tapi apakah itu memuaskannya
apakah itu membahagiakannya
sepertinya belum
dan mungkin tidak akan
karena bukan cinta seperti itu yang ia butuhkan
karena yang dia butuhkan adalah cinta sejati
yang memang diciptakan sang pencipta untuknya
dan cinta sejati itu tak perlu dikejar
kelak ia akan datang sendiri
jadi sudahlah tak perlu lagi memohon-mohon
untuk sedikit saja diberi perhatian pada orang-orang yang sudah tak peduli itu
give yourself some credit girl
aku tahu kau tak sehina itu
aku tahu kau begitu berharga untuk mengejar cinta yang memang bukan untukmu
aku yakin kau akan begitu bernilai bagi cinta sejatimu yang kelak akan datang
mungkin lebih baik kini memulai kembali semuanya
dengan menarik nafas dalam-dalam
menjernihkan pikiran
berjanji pada dirimu sendiri untuk lebih menghargai dirimu sendiri
dan menghargai orang lain
menyiapkan dan mengosongkan sudut hatimu
hanya untuk that special someone
yang mungkin saja ternyata bukan dia yang berada nun jauh disana
tetapi justru seseorang yang begitu dekat
begitu peduli
tapi terlalu dekat sehingga kau tak melihat nya
jagalah hatimu untuk sesuatu yang tak ternilai itu
jangan sia-siakan hanya untuk cinta sesaat
apalagi menggunakan hatimu untuk merebut cinta yang bukan hakmu lagi
aku turut mendoakan yang terbaik bagimu segera terjadi
aku tahu kamu ingin sekali menikah dan punya keluargamu sendiri
untuk itu
persiapkan lah ruang hatimu untuk seseorang untuk datang
dan tak perlu mengejarnya lagi
biarkan ia yang datang padamu
percayalah ketika cinta sejatimu datang,
senyum yang tergambar di wajah cantikmu
akan menjadi hakiki.


untuk kamu yang mengejar cinta…
semoga secepatnya menemukan sejatimu.

sedihnya, gundah dan resahku


June 18, 2008

siang ini seperti biasa,
gue nganter al sekolah.
seperti biasa juga bidadari kecil itu selalu penuh semangat kalo sama yang namanya berangkat sekolah.
apalagi udah beberapa minggu belakangan ini,
kegiatan utama yang dilakukan di sekolahnya adalah berlatih menari dan menyanyi untuk acara perpisahan kakak TK B, yang di kasih judul Bintang-Bintang Show.
al sangat sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan tariannya menuju acara itu.
terbukti dia seringkali menyuruh kami menonton dia memperagakan tarian ondel-ondelnya (tarian yang bakal ditarikannya bersama teman-teman satu kelasnya).
padahal biasanya susah banget nyuruh dia menari dan mempraktekan tarian yang dia pelajari.
waktu pementasan baletnya sebulannya yang lalu aja,
dia males banget disuruh menarikan tariannya di depan gue dan bapaknya.
katanya, aku udah hapal kok. ntar mami liat aja deh pas shownya.
beda dengan tari ondel-ondel yang satu ini.
dia begitu bersemangat dan tidak segan menarikannya berulang-ulang di depan kami.
dan setiap kali dia menarikannya terselip perasaan bangga sekaligus haru akan keseriusannya itu.
sering kali pula dia bilang, mami narinya harus bagus kata bu guru. pinggulnya harus goyang. kalau tidak bagus posisi dirinya dibelakang, gak didepan.
dari perkataannya gue mengambil kesimpulan bahwa posisi depan yang kelak dijanjikan oleh bu guru sebagai reward pada para murid yang bernari dengan baik.
dan dari binar matanya gue bisa melihat betapa dia ingin berdiri di depan dan menunjukkan pada semua orang dia bisa menari.
setelah berminggu-minggu dia berlatih di kelas.
akhirnya mereka berlatih diluar kelas.
dari kejauhan gue ngintip aksi bidadari kecil itu menari.
dia berada di posisi depan tengah.
gue jelas bertanya-tanya, kenapa al yang tinggi besar di letakkan di tengah depan.
apakah gak menutup teman-teman lain yang berpostur lebih kecil.
tapi gue pikir cuma latihan.
tapi hari demi hari, semakin dekat dengan hari pentas, posisinya tetap disana.
gue juga tanya pada al, apakah posisinya sudah tetap disana.
dan ia jawab, udah ma, karena kata bu guru alifah narinya bagus.
dan memang, gue akui dia menari dengan sangat baik.
goyang pinggulnya dan kepalanya sangat serasi.
mungkin karena dia suka sekali menari (acara kesukaannya di pagi hari adalah hi5, yang isinya orang menari-nari).
selain itu dia juga latihan balet dan sangat menyukai kegiatannya satu itu.
gue bisa melihat kecintaannya pada menari.
mungkin untuk anak-anak lain, menari ondel-ondel cuma sekedar menari di perpisahan sekolah.
tapi untuk al, menari ondel-ondel adalah jiwanya.
gue bangga sekali atas usahanya itu. dia bernari sepenuh jiwanya.
betapa senangnya dia setelah fitting baju narinya.
dia menceritakan betapa dia menyukai bajunya yang katanya seperti baju orang menikah :)
dan hari ini sehari sebelum gladi resik esok hari.
gue mengintip lagi dia latihan di luar kelas.
posisi narinya masih sama, tengah depan.
gerak tubuhnya semakin baik.
penguasaan dia terhadap tariannya juga semakin baik.
tanpa bisa gue tolong, kembali sebuah rasa bangga berdesir di dada.

kemudian seperti biasa,
tepat pukul 9.15 dia keluar kelas.
al gue gak bilang apa-apa saat itu.
tapi ketika sampai dirumah tiba-tiba wajahnya mendung.
matanya berkaca-kaca.
dia bilang, mami posisi al dipindah sama bu guru.
kenapa, gue balik bertanya.
dia bilang, karena badan al tinggi jadi dipindah deh. padahal narinya bagus.
mami, aku mau ngurangin makan. aku gak mau tinggi-tinggi.
aku gak mau menari di belakang.
dug… seperti dadaku di pukul oleh palu besarrrr sekaliii.
sakit sekali dadaku mendengar keluhan bidadari kecil ini.
saat ini dia memang paling besar di kelas. tubuhnya memang bongsor sekali.
gue mikir, kenapa sekarang itu baru dilakukan oleh ibu gurunya. kenapa tidak dari kemarin-kemarin.
kenapa pada saat kebanggaan al sudah membuncah dia harus mundur ke belakang.
dan kenapa lagi-lagi postur tubuhnya yang dijadikan alasan.
gue memahami kekecewaannya.
gue mengerti kesedihannya.
dan gue gak ingin dia tambah gak percaya diri karena postur tubuhnya yang tinggi.
tanpa pikir panjang, gue langsung telpon bu gurunya.
sesuatu yang jarang sekali gue lakukan (memprotes keputusan sekolah/guru).
gue memohon pada beliau.
tolong support al gue.
buat dia tariannya kali ini adalah sesuatu yang besar.
mungkin kita orang dewasa tidak mengerti.
buat kita ini hanya tarian.
tapi apa yang dipikirkan anak usia 5 tahun mungkin tidak sesederhana itu.
dan mungkin kita yang dewasa ini harus belajar konsekuen dengan apa yang kita janjikan pada orang lain terutama pada anak-anak.
mungkin bu gurunya belum tahu masalah alifah yang tidak percaya diri dengan ukuran tubuhnya.
tapi saat ini dia harus tahu.
jadi kalau dia memang pendidik, dia harusnya tidak merubah apa-apa begitu saja hanya dikarenakan ukuran tubuh seorang anak.
lagi pula kalau dia mau lakukan itu kenapa tidak dari awal dulu. kenapa bu?
by the way, akhirnya bu guru dian, mau mengerti.
dia mau membantu mensupport al dan kecintaannya akan menari.
al memeluk gue erat sekali setelah gue tutup pembicaraan dengan ibu dian tadi.
gue melihat kembali secercah harap yang tadi sempat redup dimatanya.
gue benar-benar ikut terluka tadi.
dan gue berjuang untuk mendapatkan kembali senyumnya.
mungkin guru-guru disekolah akan ngomongin gue sebagai ibu yang rese.
tapi peduli apa…
gue cuma ingin mensupport bidadariku, melihat senyum di wajahnya, merasakan kembali semangatnya disetiap gerak tarinya dan menyaksikannya menari dengan sepenuh jiwanya.

to my dearest al,
mommy will do anything to frame that smile of yours dear…
i love so much.